Terowongan Penyeberangan IPB – Suara gitar dan gendang terdengar mengalun dari sebuah lorong di depan Kampus IPB Baranangsiang. Lagu-lagu “oldies” mengalun mengiringi langkah kaki dari belasan pejalan kaki yang melintasi lorong tersebut.
Di sebuah lorong ? Ya , betul sebuah lorong tepat di bawah jalan Pajajaran. Lorong ini menghubungkan trotoar di depan Kampus IPB Baranangsiang dengan Pintu Khusus Pejalan kaki Kebun Raya Bogor. Letaknya berada di dekat Botani Square dan Tugu Kujang.
Sekeompok pemuda berbekal alat musik sederhana tidak henti melantunkan berbagai lagu. Suara mereka terdengar bahkan sampai keluar terowongan. Suara yang cukup enak ketika masuk ke dalam telinga.
Pengamen di Terowongan Penyeberangan IPB
Para pemuda tersebut ternyata merupakan sekelompok pemusik jalanan alias pengamen. Mereka memanfaatkan sudut di bawah tangga terowongan penyeberangan IPB sebagai tempat pentas mereka.
Ada 7 orang. Dua diantaranya memetik gitar dan seorang lainnya menabuh gendang. Yang lain sepertinya bergantian mengalunkan lagu.
Di hadapan mereka diletakkan sarung gitar untuk menerima uang pemberian pejalan kaki yang berbaik hati.
Agak berbeda dengan kebanyakan pemusik jalanan yang biasa ditemui di Bogor yang meminta, mereka tidak melakukan tindakan apapun selain bernyanyi. Tidak ada sikap memaksa atau membujuk layaknya pengamen lakukan.
Tidak juga terlihat kesan menyeramkan dan mengganggu pejalan kaki yang lewat. Pakaian biasa layaknya anak muda dengan kaus , kemeja dan jins. Ada yang mengenakan topi.
Kehadiran mereka menyerupai sebuah kelompok band yang sedang melakukan sebuah pentas di atas panggung. Tabuhan gendang dan petikan gitar tidak asal-asalan menunjukkan kemampuan mereka bermusik. Penyanyinya bernyanyi cukup pas dengan alunan musiknya.
Mereka seperti tidak mempedulikan pejalan kaki yang lalu lalang dan sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Galeri Seni di Terowongan Penyeberangan IPB
Menyusuri lorong di bawah tanah ini, ternyata tidak menyeramkan seperti yang banyak diduga.
Memang di berbagai tempat lainnya , banyak fasilitas umum yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Biasanya terowongan pejalan kaki sering terlihat kumuh dan berbau pesing akibat ulah orang tak bertanggung jawab. Sebuah hal yang masih sering ditemukan di negara ini.
Tidak demikian halnya dengan terowongan penyeberangan IPB. Kesan tersebut terhapus melihat jejeran berbagai macam lukisan dan karya seni di dinding sepanjang terowongan.
Benda-benda tersebut terpajang di dinding dengan dilapisi plastik tebal pelindung agar tidak diusili tangan-tangan jahil.
Ukurannya ada beberapa , ada yang kecil dan ada juga yang besar. Label nama lukisan pun tidak luput disertakan di sebelah bawah lukisan.
Kesemuanya membuat suasana bak bukan berada di prasarana umum melainkan dalam sebuah galeri seni.
Terowongan Penyeberangan IPB
Sebenarnya hal-hal tersebut bukanlah sebuah hal yang istimewa. Di banyak negara lain, fasilitas umum pun dibuat dan didekorasi dengan baik . Tujuannya agar pemakai bukan hanya tidak merasa takut menggunakannya tetapi juga bisa menikmatinya.
Hanya saja, di negara ini dimana tingkat kedisiplinan dan kesadaran masyarakatnya masih rendah, jarang hal tersebut ditemukan.
Perawatan yang tidak konsisten dan vandalisme berperan besar dalam rusaknya banyak fasilitas umum. Hal yang menghasilkan kesan kumuh , jorok dan menyeramkan sulit lepas dari yang namanya prasarana umum.
Terowongan Penyeberangan IPB pun pernah mengalami nasib yang sama.
Selepas pembangunannya yang dimulai tahun 2003, tempat ini pernah menjadi korban corat-coret. Bahkan, pernah menjadi tempat beroperasinya Pekerja Seks Komersial.
Lampu yang tidak beroperasi. Kamera CCTV yang tidak berfungsi adalah penyebab dari hal tersebut.
Hingga di tahun 2014 yang lalu, seiring dengan program Pemerintah Daerah Kota Bogor untuk menjadikan Bogor ramah terhadap pejalan kaki dan pesepeda, berbagai pembenahan dilakukan.
Terowongan Penyeberangan IPB pun mengalami pembenahan. Penertiban dan perbaikan terhadap berbagai peralatan dilakukan.
Sebagai puncaknya, untuk menghapus kesan tidak menyenangkan pernah ada, dilakukan Pameran Batik di bulan Oktober tahun yang sama. Berbagai jenis batik dalam bentuk potongan dan lukisan dipamerkan di sepanjang lorong.
Tidak lagi gelap. Tidak lagi berbau pesing. Tidak lagi kotor dan kumuh. Kesannya saat ini adalah ramah dan menyenangkan. Sesuatu yang memang seharusnya dimiliki oleh sarana dan prasarana umum.
Mungkin bukan hal yang baru. Bukan pula hal yang spesial tetapi di negara ini, dimana hal tersebut masih masuk kategori langka, hal tersebut memberikan sebuah harapan akan perbaikan.
Angkat topi bagi Pemerintah Kota Bogor untuk ini.