Kalau dibandingkan masa di tahun 1980-an, Jalan Mayor Oking di Bogor memang sudah berubah jauh sekali. Di era tersebut sepanjang jalan yang dulunya bernama Biscoop Weg ini dipenuhi pohon kenari di kedua sisinya. Sedangkan di tahun ini sudah sama sekali tidak terlihat adanya pohon kenari bahkan yang masih kecil sekalipun.
Pemandanganya sekarang tergantikan oleh berbagai macam bangunan di kedua sisinya. Mayoritas merupakan bangunan komersial.
Sejarah Jalan Mayor Oking Bogor
O ya, mengapa saya menyebut Biscoop sebagai nama yang dulu dipakai pada jalan ini? Dulunya, tepatnya di masa kolonial Belanda, di jalan ini terdapat sebuah Bioskop bernama Taruma. Oleh karena itulah namanya dulu adalah Jalan Bioskop.
Namanya yang sekarang diambil dari nama seorang tokoh pejuang Indonesia dari Bogor bernama Mayor Oking Jaya Atmaja. Ia lah pemimpin pasukan Indonesia dalam pertempuran mempertahankan Kemerdekaan RI di Sukabumi. Mayor Oking bersama pasukannya berhasil memukul balik pasukan NICA yang mencoba merebut Sukabumi dari Pelabuhan Ratu.
Ia pula yang ikut terlibat menumpas gerakan Pemberontakan PKI Madiun. Pada upaya penumpasan ini Mayor Oking kehilangan satu tangannya karena tertembak. Meskipun demikian tidak menyurutkan semangatnya dalam bertempur.
Setelah menyelesaiakn tugas penumpasan PKI di Madiun, dengan hanya sebelah lengan ia berlong march bersama Pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat. Ia melanjutkan tugas menghadapi pemberontakan DI/TII dan menyelesaikannya dengan baik.
Nah, sebagai penghargaan dan penghormatan terhadap beliau, nama jalan Boskop diganti menjadi Jalan Maypr Oking yang saat itu sudah wafat di tahun 1963.
Pusat Keramaian di Jalan Mayor Oking
Di tahuan 1980-an, Jalan Mayor Oking memang ramai di kedua ujungnya. Pada masa tersebut di ujung Utaranya yang bertemu dengan Jalan MA Salmun sudah merupakan pusat perdagangan mebel dan furniture (lihat membeli mebel dan furnitur-dimana). Disana memang terdapat belasan toko yang menjual mebel.
Ujung lainnya kurang lebih 500 M ke arah Selatan, di pertemuan dengan Jalan Kapten Muslihat, saat itu ramai dengan berdirinya Muria Plaza dan jejeran toko pangkas rambut di seberangnya.
Hanya di tengahnya saat itu yang menyisakan suasana agak tenang. Terdapat beberapa rumah tinggal dengan gaya bangunan kuno dan sebuah TK YWKA (Yayasan Wanita Kereta Api).
Hanya pusat perbelanjaan mebel dan furnitur yang masih bertahan. Selebihnya sudah tidak ada lagi dan berubah jauh.
Muria Plaza sudah diruntuhkan dan kelihatannya akan digantikan oleh bangunan sejenis. Jejeran kios tukang cukur rambut sudah tergantikan oleh Pintu Masuk dan Keluar Stasiun Bogor.
Rumah-rumah kuno yang pernah ada berganti wujud menjadi toko-toko dan bangunan komersial. Hanya tersisa, sebuah bangunan kuno yang agak tidak terawat di salah satu sisinya. Entah apakah masih ditinggali atau tidak.
Kemana Boscoop-nya? Ya sudah lama tidak ada lagi. Bahkan di tahun1980-an bangunan tersebut sudah tidak pernah terlihat.
Yah, kalau Anda sedang berkunjung ke Bogor dengan menggunakan Commuter Line, sedikit perpalinglah ke arah kanan untuk meihat kondisi terkini Jalan Mayor Oking ini. Siapa tahu tulisan ini bisa memberi gambaran tentang jalan ini di masa lalu.