Mulai tanggal 1 Desember 2015 yang lalu, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) secara resmi menghapus fasilitas Free Out bagi penumpang.
Penghapusan ini sempat menimbulkan reaksi dari sebagian penumpang karena hal tersebut dianggap sebagai sebuah ketidakadilan.
Nah, sebenarnya apa sih “Free Out” itu? Karena walau istilah ini sudah sering didengar tetapi masih banyak pula yang tidak mengerti tentang maksudnya.
Kalau disingkat, maka Free Out bisa digambarkan seperti ini :
“Anda hendak pergi ke stasiun Jakarta Kota, sudah membeli karcis atau memakai Kartu Multi Trip. Kemudian, ketika sudah melakukan tap-in dan masuk ke dalam stasiun dan sedang menunggu CL datang, Anda teringat bahwa dompet Anda tertinggal.
Bisa juga, Anda mendapat kabar penting yang mengharuskan Anda segera kembali ke rumah.
Sudah pasti Anda harus keluar dari stasiun”
Nah, sebelum 1 Desember, selama masih dalam kurun waktu 1 jam, maka penumpang tersebut bisa melakukan tap-out (keluar) tanpa dikenakan biaya. Saldo pada Kartu Multi Trip atau Tiket Harian Berjaminan yang Anda pegang tidak akan berkurang.
Itulah yang disebut FREE OUT. Masuk dan keluar di stasiun yang sama tanpa dikenakan biaya.
Fasilitas inilah yang kemudian dihapuskan. Sejak dihapuskannya fasilitas ini, maka penumpang yang masuk dan keluar di stasiun yang sama akan dikenakan
- Pemegang Kartu Multi Trip (KMT) : Saldo akan dipotong sebesar Rp. 2.000.- yaitu ongkos terendah.
- Pemegang Kartu Tiket Harian Berjaminan (THB) : pemotongan sesuai relasi perjalanan.
Bagaimana kalau ada gangguan? Hal ini berbeda karena ketika terjadi gangguan yang menyebabkan terhambatnya atau dibatalkannya perjalanan, maka petugas akan membantu Anda keluar tanpa ada biaya.
Lucunya, penyebab penghapusan fasilitas Free Out ini adalah ulah penumpang sendiri. Mereka memanfaatkan fasilitas ini untuk naik CL tanpa bayar.
Mereka masuk ke dalam stasiun dan melakukan tap-in dan kemudian melakukan tap out pada saat yang sama. Hal ini menyebabkan mereka tidak dikenakan ongkos perjalanan.
Sekeluarnya di stasiun tujuan, mereka mengulangi lagi tindakan tersebut.
Kecurangan inilah yang menyebabkan PT KCJ memutuskan menghapuskan fasilitas Free Out secara keseluruhan.
Siapa yang makan nangka, yang lainya kena getahnya. Itulah efek kecurangan dan jiwa kerdil sebagian kecil masyarakat pengguna kereta.
Mudah-mudahan dengan penjelasan ini, Anda sudah mengerti mengenai istilah ini kalau melihatnya terpampang di stasiun atau dalam CL.