Disebut makanan Sunda, ya makanan Sunda karena pada menunya terdapat lalapan, seperti daun poh-pohan, atau labu siam rebus disertai dengan sambal yang pedas. Tetapi, dalam beberapa jenis masakannya juga ada cita rasa non Sunda, karena agak manis. Itulah jenis masakan yang ditawarkan di Rumah Makan Ayam Goreng Fatmawati di jalan Sawojajar, Kota Bogor.
Harap dimaklum bahwa Bogor tidak lagi 100% hanya terisi orang-orang dari suku Sunda saja. Paling tidak 40-50% (kira-kira) penghuninya berasal dari banyak suku lain. Jadi, dalam hal masakan pun terjadi percampuran cita rasa secara alami.
Entah disebut masakan apa yang disajikan, silakan sesuai pandangan sendiri saja. Sulit memutuskan.
Yang pasti, ini adalah salah satu tempat makan favorit mantan pacar saya (yang sudah jadi istri). Ia sering meminta pergi kesini apalagi kalau kebetulan sedang pergi ke Pasar Anyar.
Mungkin lebih tepatnya “makanan rumahan”.
Bisa dikatakan begitu karena jenis masakan di rumah makan ini tidaklah “istimewa” dalam artian sangat umum. Bukan makanan impor dan bisa dikata bisa ditemukan di meja makan keluarga dimanapun.
Nama-nama ayam goreng, lalapan, sayur asem, tentunya sudah biasa ditemukan. Tidak seperti ayam tepung keju ala Carl’s Junior atau Macaroni Panggang yang jelas kekinian.
Yang membedakan adalah rasanya yang enak. Masuk kategori yang “recommended” alias Ok punya.
Dan, sambalnya yang pedas memanaskan lidah.
Juga, stabil sekali rasanya dan tidak berubah jauh sejak pertama kali saya mencicipinya sekitar 20-25 tahun yang lalu.
RM Ayam Goreng Fatmawati di jalan Sawojajar ini memang sudah cukup lama ada karena dulu merupakan tempat langganan setelah pulang dari bermain badminton di gedung yang sama, yaitu Lapangan Bulutangkis dan Sanggar Senam Melia.
Sejak itu ada beberapa cabang yang dibuka tetapi yang menjadi tempat langganan, ya yang di Sawojajar.
Dalam segi ruangan, bisa dikata sangat sederhana. Mungkin anak zaman “now” akan lebih suka menyebutnya warung makan.
Hanya meja-meja kayu dan kursi yang sebagian plastik keras, sebagian anyaman bambu yang disediakan.
Tidak ada ornamen penghias ruangan dan semua sangat sederhana.
Ketika hendak makan, pembeli bisa memilih jenis makanan yang dimau, kemudian membayarnya. Pembeli juga harus menunggu karena makanan belum matang saat dipilih. Setelah dibayar, maka beberapa jenis makanan harus digoreng dan dimatangkan terlebih dulu supaya hangat ketika dimakan.
Meskipun demikian, jika Anda ingin merasakan makanan yang enak dan sambal yang mantap, Rumah Makan Ayam Goreng Fatmawati bisa menjadi salah satu pilihan.
Toh, kalau sedang lapar, suasana ruangan tidaklah penting. Yang penting makanannya enak dan mengenyangkan. Iya nggak?
Bagaimana cara menuju kesini? Lokasinya berada di ujung jalan Sawojajar yang mengarah ke Pasar Anyar. Jadi, ikuti saja petunjuk yang ada di tulisan tentang Pasar Anyar, dan Anda akan menemukan rumah makan ini.
thanks infonya pak anton
permisi pak anton, mau tanya kalo dari stasiun bogor rmh makan ini jauh/dekat? sy tunggu infonya.
Disebut dekat sebenarnya dekat.. kalau mau jalan kaki juga bisa, cuma harus lewat pasar.
Begini saja, dari stasiun naik angkot 07 merah atau 12 merah turun di Bogor Permai. Lalu tinggal jalan kaki ke arah jalan Sawojajar kira-kira 300 meteran. Mau naik angkot yg jurusan ke pasar anyar juga bisa.. cuma sebentar saja tapi kadang macet
banyak edisi makanan sepertinya beberapa hari ini, apa krn pengaruh bulan muda.
atau jng2 pak Anton sedang promo yach, hehehe…… 🙂
Promo apeh… itu mah memang hasil beberapa waktu yg lalu. Disimpen nggak langsung ditulis