Sony Xperia M – Sang Senjata Lawas

Lihat pemandangan Istana Bogor di atas! Cantik bukan?

Nah, saya ajukan sebuah pertanyaan kepada Anda, pembaca Lovely Bogor? Dengan kamera apa foto tersebut dihasilkan?

Sebuah kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) berharga jutaan? Jawabnya bukan. Sama sekali bukan.

Foto tersebut di atas dihasilkan dari kamera standar bawaan smartphone Xperia M. Sebuah kamera HP (Handphone) saja.

Sebuah kamera yang tidak memiliki berbagai fitur pengatur gambar. Tidak ada zoom.. Tidak ada aplikasi “image editting”. Hanya sebuah kamera biasa berkekuatan, yang menurut buku manual, bisa mencapai 5 mega pixel saja.

Memang begitulah adanya.

Pada saat pertama kali mulai “ngeblog” atau menulis Lovely Bogor, penulis tidak memiliki peralatan kamera DSLR. Padahal ide dan konsep yang ingin dipakai pada blog ini adalah sebuah majalah, dimana gambar akan menjadi salah satu bagian penting.

Hasil Sony Xperia M
Bunga Teratai

Satu-satunya peralatan untuk memotret obyek adalah ya itu tadi, Sony Xperia M saja. Kalau memakai kamera tua yang masih memakai roll film, tentu akan merepotkan dan mahal sekali harganya. Jadi pada awalnya, penulis sangat bergantung pada si smartphone lawas.

Sony Xperia M, si senjata lawas

Mengapa disebut lawas? Karena smartphone ini diluncurkan kurang lebih 3 tahun yang lalu, yaitu tahun 2013.

Sebuah gadget bisa disebut masuk usia tua kalau sudah memasuki tahun ke 2-3. Biasanya dalam rentang waktu demikian, sudah akan keluar lagi tipe-tipe baru dengan kemampuan yang lebih mumpuni.

Pada saat keluarnya sekalipun, Sony Xperia M bukanlah sebuah produk yang sophisticated untuk kalangan atas. Dari rentang harganya, smartphone ini bisa dianggap sebagai kalangan menengah saja.

Fitur-fiturnya pun tidaklah terlalu spesial. Dual Core 1 Ghz, 1 Gb Ram dan 4 Gigabyte Memory adalah bawaannya. Tidaklah spesial. Kamera 5 MP yang ditawarkannya standar saja pada saat itu karena sudah banyak yang menawarkan lebih dari itu.

Penulis sendiri membelinya di awal tahun 2014 karena HP yang lama sudah tidak bisa berfungsi.

Dalam perjalanannya ternyata Sony Xperia M memiliki satu keunggulan yang sangat bermanfaat bagi kegiatan menulis, kameranya. Hasil gambar yang dihasilkan cukup tajam bahkan ketika resolusi maksimal tidak dipakai.

Hasil Sony Xperia M
Delman

Foto-foto yang ada di dalam tulisan ini semua berasal dari lensa kamera yang ada di smartphone tersebut. Bahkan setelah diperkecil lebih dari 90%, foto-fotonya masih bisa dinikmati.

(O ya semua foto di Lovely Bogor sudah diperkecil dengn WP Smush. Tujuannya agar para pembaca tidak terlalu boros kuota internet bila menggunakan HP ketika membaca)

Meskipun sejak beberapa bulan yang lalu, penulis mampu membeli sebuah Kamera DSLR, ternyata sampai sekarang sang senjata lawas, Sony Xperia M masih setia menemani. Bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga dalam mengambil gambar untuk bahan tulisan.

Mengapa masih mempergunakan Sony Xperia M?

Mungkin Anda bertanya, kok masih memakai kamera yang ada di Sony Xperia M kalau sudah memiliki kamera DSLR?

Memang betul, dengan berbagai fitur yang ada, bahkan di kamera DSLR low level, Sony Xperia M sulit untuk menandingi. Apalagi kalau resolusi maksimum sang DSLR dipakai, maka sulit untuk sang kamera smartphone mengimbangi.

Hasil Sony Xperia M
Gedung Bekas Kantor Karesidenan Bogor

Hanya setelah mengelola blog ini selama hampir setahun, beberapa pelajaran telah diambil dalam hal urusan mengelola image atau foto untuk dipasang dalam tulisan.

Hal-hal tersebut bisa disimpulkan sebagai berikut :

Semakin tinggi resolusi foto, semakin besar ukuran filenya

Yah, betul sekali. Salah satu hal yang sering tidak disadari ketika memotret sebuah obyek, adalah tentang resolusi gambar yang diambil.

Banyak pemakai smartphone yang mengeluhkan kapasitas SD card cepat habis. Mereka merasa hanya mengambil gambar yang tidak begitu banyak. Kebanyakan lupa untuk melihat settingan untuk mengambil foto yang dipakai.

Pemakai smartphone cenderung ingin foto yang terbaik. Oleh karena itu biasanya resolusi tertinggi yang dipakai, alhasil gambar yang dihasilkan akan berukuran besar. Sebuah foto dengan resolusi 3,264 X 1,840 pixel akan kira-kira menghabiskan tempat di SD card sebesar 2.76 Mb.

Nah, ketika mengelola blog dengan hosting berbayar, maka ukuran file sangat terasa sekali. Hosting berbayar seperti yang dipakai oleh Lovely Bogor membatasi ruang hard disk di server yang bisa dipakai, begitu pula dengan bandwith-nya.

Hasil Sony Xperia M
Becak di Bogor

Kalau ukuran file yang diupload besar maka akan cepat habis. Oleh karena itu semua gambar di Lovely Bogor sudah diperkecil agar tidak menghabiskan ruang penyimpanan.

Selain itu juga file gambar yang besar bisa memberatkan pembaca dan menghabiskan kuota internet mobile bila tidak diperkecil.

Nah, dalam hal ini kemampuan sebuah kamera Sony Xperia M dengan sebuah kamera DSLR menjadi sama. Keduanya dapat dipergunakan, toh gambar yang diperlukan berkisar pada 1-2 Megabyte saja.

Tidak pernah sekalipun penulis mengambil gambar mencapai resolusi maksimum 5 Mega pixel.

Ukuran inpun masih diperkecil lagi hingga sekitar 10-100 kilobyte saja.

Praktis

Sebagai seorang city blogger, alias blogger yang menulis tentang kota, penulis harus mampu menangkap momen-momen yang ada secepatnya. Lengah sedikit, momen tersebut akan hilang.

Sementara untuk mempersiapkan kamera DSLR, dibutuhkan waktu beberapa detik lebih lama. Momen yang hendak diambil bisa terlewat begitu saja.

Disinilah fungsi kamera Sony Xperia M muncul. Hanya perlu mengeluarkannya dari kantung celana atau jaket dan tinggal “jepret“. Smartphone ini memungkinkan penulis merespon secara cepat.

Menghindari Kecurigaan

Entah mengapa, orang bereaksi berlebihan terhadap kamera DSLR.

Sudah beberapa kali selama berkeliling Bogor dan mencoba mengambil gambar, ketika kamera DSLR dikeluarkan banyak orang akan langsung memandang. Bukan sekali dua bahkan petugas keamanan langsung mendekati.

Kalau kamera ini dibawa ke obyek-obyek wisata memang tidak ada yang merespon berlebihan. Hanya ketika dibawa ke tempat-tempat umum, seperti pasar, mall dan sejenisnya, reaksi dari beberapa orang seperti merasa terganggu.

Mungkin karena kamera DSLR diidentikan dengan kegiatan ke-wartawan-an. Mungkin ya.

Di saat seperti ini kamera standar di Sony Xperia M bisa memecahkan masalah. Sudah menjadi sesuatu yang umum kalau orang memotret sesuatu dengan smartphone, jadi tidak menimbulkan reaksi curiga dari sekitarnya.

Hasil Sony Xperia M

Tentu saja ada banyak kelemahan sang senjata lawas penulis ini. Contohnya bila harus mengambil gambar yang tinggi, Sony Xperia M tidak berkutik.

Ketiadaan fasilitas zoom, membuatnya tidak mungkin mengambil gambar yang berada jauh dari pemegangnya. Juga ketika obyeknya membelakangi cahaya, maka hasilnya akan terlihat gelap, meski dalam beberapa hal menguntungkan tetapi lebih banyak merugikan. Hasil gambarnya menjadi gelap dan obyek bisa tidak terlihat.

Itulah alasan mengapa meski sudah diperlengkapi dengan kamera DSLR, penulis masih akan terus memakai jasa si lawas Sony Xperia M ketika berburu gambar. Gambar yang nantinya akan diperlihatkan kepada khalayak pembaca.

Seperti dalam tulisan kali ini.

Tips :

  • Sony Xperia MBelajar dari pengalaman, janganlah terpancing ketika membeli sebuah smartphone atau gadget dengan spesifikasi kamera sekian megapixel. Jarang sekali kita akan memakai resolusi maksimum dalam mengambil foto.
  • Manfaatkan semaksimal mungkin berbagai fitur smartphone. Selain kamera untuk selfie, fitur note akan membantu Anda mencatat ide-ide yang ada di kepala. Ide-ide ini bisa kemudian dituangkan dalam tindakan.
  • Dengan seidkit kreatifitas, fitur-fitur smartphone bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Contoh kecil adalah Lovely Bogor yang bisa memberikan gambaran tentang sebuah tempat di Kota Hujan kepada orang lain dengan fitur standar yang ada.
Mari Berbagi

2 thoughts on “Sony Xperia M – Sang Senjata Lawas”

  1. Good handphone sir… 🙂

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.